To Donggalaé
Menenun Masa Lampau dengan Cita Rasa Masa Depan
2, 3, 4 September 2016 di Kota Tua Donggala
Berawal dari tambatan perahu nelayan dan tempat persinggahan kapal-kapal tradisional untuk mengisi perbekalan air tawar, pelabuhan Donggala kemudian tumbuh dan berkembang menjadi salah satu pelabuhan penting di bagian timur Nusantara. Sejak tahun 1430 Donggala sudah dikenal sebagai pelabuhan yang memperdagangkan hasil bumi seperti kopra, damar, kemiri dan ternak sapi. Kapal-kapal dagang dari berbagai penjuru Nusantara dan belahan dunia lainnya, melabuhkan sauh dan membongkar muatannya di pelabuhan ini.
Namun, sejak operasional Pelabuhan Donggala dipindahkan ke Pelabuhan Pantoloan pada tahun 1978, kehidupan sosial-ekonomi-kultural Kota Donggala menyurut secara dramatis. Kejayaan Kota Donggala sebagai salah satu kota pelabuhan penting dalam sejarah kemaritiman di Nusantara ini lalu meredup. Kejayaan kota pelabuhan ini di masa lampau kini hanya menyisakan warisan sejarah kota berupa bangunan-bangunan tua dari era kolonial yang juga sedang menghadapi kehancurannya karena tidak terawat dan lapuk oleh usia serta berbagai rencana pembongkaran atau pembangunan fasilitas kota lainnya. Fenomena ini adalah ancaman kehancuran bagi sejarah ruang arsitektur serta nilai historis filosofis bangunan dan kawasan bersejarah tersebut. Ingatan kolektif sejarah yang menjadi cerminan masa depan dari kehidupan masyarakat kota ini turut mengabur. Secara perlahan, kota pelabuhan ini mulai kehilangan identitas kulturalnya.
Sadar dan memahami kondisi tersebut, pada tahun 2015 Dewan Kesenian Donggala dan Donggala Heritage telah menggelar sebuah bertajuk Donggala Heritage sebagai perayaan bagi warisan sejarah kota dan budaya urban di Kota Tua Donggala. Program ini didasari keyakinan bahwa identitas Kota Donggala dengan karakteristik urban yang khas adalah milik paling berharga dari kota pelabuhan ini dan karenanya perlu diselamatkan, dilestarikan dan dikembangkan. Melanjutkan apa yang telah dilaksanakan pada tahun 2015 itu, Dewan Kesenian Donggala dan Donggala Heritage bekerjasama dengan Yayasan Kelola (Jakarta) dan PeerGrouP Locatietheater Noord-Nederland (Belanda) dengan dukungan Kedutaan Besar Belanda dan Fonds Podium Kunsten Performing Arts Fund NL, kembali menggelar perayaan budaya yang bertajuk : To Donggalaé.
Mewujudkan event budaya yang akan digelar pada tanggal 2, 3, 4 September 2016 Pukul 16:30 s/d 23:00 Wita ini, para seniman dan pakar heritage asal Belanda dan Yogyakarta telah bekerja selama sebulan penuh bersama para seniman, pelajar dan masyarakat di Kota Tua Donggala. Berbagai program kegiatan seni budaya yang memberdayakan potensi estetika publik sebagai cerminan dari warisan sejarah kultural Kota Donggala akan digelar dalam event ini. Hal ini dimaksudkan untuk memaksimalkan dampak positif sosial, ekonomi dan kultural dari event ini bagi masyarakat Kota Donggala. Pilihan lokasi event yang berada di salah satu kawasan di tengah Kota Tua Donggala ini juga ditujukan untuk mendorong apresiasi dan partisipasi kalangan muda, seniman dan masyarakat dalam upaya pelestarian dan konservasi warisan kultural di kawasan Kota Tua Donggala.
Di banyak kota pelabuhan di Nusantara Pasar Malam adalah bagian dari sejarah budaya yang tumbuh dan berkembang melalui interaksi sosial-ekonomi-kultural di tengah masyarakat. Dalam prakteknya di tengah masyarakat Kota Donggala di masa lalu, Pasar Malam tidak hanya berfungsi sebagai ruang ekonomi semata, namun telah tumbuh dan berkembang menjadi ruang interaksi sosial budaya dimana masyarakat bertemu dan menyatakan diri mereka. Pemikiran tersebut kemudian mendasari pilihan konsep Pasar Malam tersebut menjadi konsep artistik pelaksanaan event budaya To Donggalaé ini. Konsep Pasar Malam ini diterjemahkan dan diaplikasikan dalam bentuk-bentuk karya seni pertunjukan dimana masyarakat menjadi bagian dan pelaku dari interaksi budaya event ini.
Selama tiga hari pelaksanaan event budaya To Donggalaé, beberapa program dan kegiatan akan digelar, antara lain : Site-specific Theater, Video Screening - hasil lokakarya video dengan Pelajar SMKN 1 Banawa, Panggung-panggung Kecil Aspirasi Masyarakat, Pameran Gambar Anak-Anak Donggala, Penjualan Makanan dan Minuman Khas Donggala, Karaoke Corner, Selfie-Booth, Instalasi Video dan Kompetisi Foto Instagram #todonggalae
Melalui event To Donggalaé ini diharapkan dapat mendorong kawasan Kota Tua Donggala menjadi destinasi pariwisata budaya di Kabupaten Donggala dan Provinsi Sulawesi Tengah. Melalui event budaya ini diharapkan menjadi awal bagi hadirnya sebuah Museum Komunitas dan kawasan kreatif di Kota Donggala serta mewujudkan suatu rencana strategis dan program bagi pelaksanaan preservasi dan konservasi bangunan tua dan kawasan sejarah di Kota Tua Donggala.*
Egbert Wits Zulkifly Pagessa
(Yayasan Kelola) (Donggala Heritage)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar