Senin, 03 September 2012

Bantuan Sapi di Donggala Pengelolaan Tanggungjawab Koptan?

 
DONGGALA-Kepala Bidang Pengelolaan Lahan dan Air (PLA) pada Dinas Pertanian Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Donggala, Ansar mengklarifikasi soal pemberitaan tentang sapi bantuan yang diduga bermasalah di Desa Balukang, Kecamatan Sojol. Yakni ternak sapi bali 35 (bukan 30) ekor sebagai  bantuan Pemkab Donggala untuk dipelihara dalam kandang sekaligus untuk produksi pembuatan pupuk organbik. Namun kemudian harapan untuk pengolahan pupuk itu tidak dilaksanakan, karena masing-masing ternak sapi dibawa anggota kelompok tani (koptan).
 
Menurut Ansar, soal belum difungsikanya kandang sapi untuk pembuatan pupuk organik (bukan bio gas) sesuai yang diharapkan, kemungkinan karena warga masing-masing memiliki kesibukan. Kemungkinan hanya  sementara saja sapi-sapi itu dibawa masing-masing anggota koptan, bukan berarti kandang yang tersedia itu nantinya tidak digunakan. “Sebab bisa saja sapi itu hanya sementara di luar kandang dan dibawa oleh warga selama mereka adalah anggota kelompokn tani. Yang tidak bisa itu kalau kemudian sapi itu dibagi-bagikan pada warga yang bukan anggota kelompok tani, itu sama sekali tak boleh,” jelas Ansar, Rabu (29/8).
 
Selain itu, Ansar mengatakan penanganan bantuan sapi untuk masyarakat itu sebetulnya sudah merupakan tanggungjawab anggota kopta. Sebab pemerintah sebagai fasilitator sudah melakukan upaya pengadaan sesuai permintaan masyarakat, namun demikian pihaknya tetap melakukan pembinaan dan koordinasi berupa imbauan melalui surat sebanyak dua kali untuk mengolah pembuatan pupuk oranik dari kotoran sapi itu. Bahkan pada awalnya selama tiga hari warga dalam koptan diberi bimnbingan untuk pengolahan karena alatnya tersedia.
 
Karena itu pula pihak Dinas Pertanian Donggala merencanakan akan melakukan koordinasi dengan pihak koptan yang ada di Desa Balukang, Kecamatan Sojol dan juga Desa Ogoamas, Kecamatan Sojol Utara. Sebagai informasi, pengadan sapi bantuan tersebut merupakan proyek tahun 2011 lalu dengan jumlah ternak 35 ekor. Namun dua di antaranya telah mati, tetapi telah dibuatkan berita acaranya. “Karena itu kami tetap mengajak kelompok tani agar menfungsikan kadang sapi untuk pembuatan pupuk organic agar lebih bermanfaat bagi pengolahan pertanian warga setempat, terutama anggota kelompok tani sendiri,” jelas Ansar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar