Senin, 03 September 2012

FDD BAKAL DIKORBANKAN DEMI SAPTA PESONA?


Agenda tahunan Fesitival Danau Dampelas (FDD) di Kabupaten Donggala dinilai tidak konsisten dan tidak serius pelaksanaannya sebagai ajang promosi wisata dan budaya. Buktinya tahun 2012 ini  akhirnya ditiadakan hanya karena penggunaan anggaran yang tersedia dialihkan untuk mensukseskan Gerakan Nasional Sadar Wisata (GNSW) dan Sapta Pesona di Tanjung Karang, September mendatang. “Padahal kegiatan itu merupakan agenda nasional yang memiliki anggaran yang sudah jelas dari pemerintah pusat melalui kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tetapi seharusnya daerah tidak mengorbankan program daerah yang sudah ada hanya karena mau cari praktis menumpang di agenda pusat,” komentar pengamat seni dan budaya, hapri Hapri Ika Poigi, Rabu (29/8).
 
Menurutnya FDD yang telah berjalan tiga tahun terakhir ini di Desa Talaga, Kecamatan Damsol, sebaiknya tidak putus begitu saja hanya karena dianggap ada kegiatan kepariwisataan yang muncul belakangan. Apalagi datang dari pusat melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sulteng, padahal harusnya daerah tetap menjalankan programnya sesuai yang telah dijadwalkan. Kata hapri jangan hanya karena mau membesarkan dan mensukseskan agenda dari pusat, tapi kabupaten Donggala yang punya agenda tapi tidak bias terlaksana. 
 
Informasi ditiadakannya FDD tahun 2012 ini diungkapkan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Donggala, Jafar Marhum dan Sekertaris Kabupaten (Sekkab) Donggala, Kasmuddin H dalam sebuah rapat tentang Sapta Pesona belum lama ini. “FDD tahun ini dipending dulu dan kegiatannya dijadikan bagian dalam Sapta Pesona,” kata Kasmuddin.
 
Padahal beberapa waktu lalu sebagaimana pernah dimuat media ini,  Kadisbudpar Donggala Jafar Marhum menyatakan tetap melanjutkan event Festival Danau Dampelas (FDD) tahun 2012 seperti tahun sebelumnya.  Hal itu diungkapkan Jafar Marhum yang dimitai tanggapannya beberapa waktu lalu  menyusul ada isu kalau kemungkinan kegiatan tersebut tidak lagi dilaksanakan dengan alasan kurang maksimal setiap kegiatan. Nah, ternyata isu itu kemungkinan jadi kenyataan walau dengan alasan lain.
 “Festival Danau Dampelas tetap dilanjutkan tahun ini karena sudah merupakan agenda tahunan Disbudpar Donggala dan diharapkan terus meningkat,” kata Jafar Marhum ketika itu.
 
Pelaksanaan FDD dua tahun terakhir ini selain selalu kurang persiapan dalam pelaksanaan, juga dana yang selalu terbatas padahal sudah seharusnya jadi bahan evaluasi. Jafar mengakui dana yang tersedia untuk kegiatan festival tidak sampai Rp 100 juta, padahal merupakan event yang cukup besar.*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar